...
Logo

Kanker Kolorektal 101

Apa sebenarnya Kanker Kolorektal itu?

Kanker Kolorektal mengacu pada pertumbuhan otonom di usus besar atau rektum yang dapat menyebar (bermetastasis) ke organ lain seperti hati atau paru-paru. Hal ini berbeda dengan polip yang juga sedang tumbuh tetapi belum mampu menyebar. Polip biasanya disebut sebagai pertumbuhan jinak.

Mengapa kanker menakutkan?

Ketika terdiagnosis kanker, pertumbuhan tumor tidak lagi dapat dikendalikan oleh tubuh sehingga akan meluas melampaui organ aslinya. Pada kasus kanker kolorektal, tumor dapat tumbuh sangat besar sehingga menyebabkan penyumbatan atau pendarahan tumor. Tumor juga dapat tumbuh melampaui batas usus besar dan rektum untuk menyerang organ lain seperti usus kecil, kandung kemih, ureter, ginjal, lambung, dan lain-lain.

Kanker juga menakutkan karena bisa menyebar ke organ yang jauh (jauh). Dalam kasus kanker kolorektal, kanker dapat menyebar melalui aliran darah atau di dalam perut ke organ jauh seperti hati, ginjal, ovarium, dan kelenjar adrenal. Hal ini secara efektif menjadikan kanker menjadi penyakit Stadium IV, yang merupakan stadium paling lanjut.

Apa pengobatan untuk kanker kolorektal?

Untuk semua kanker kolorektal yang berpotensi disembuhkan, pembedahan adalah pengobatan andalan. Pembedahan melibatkan pengangkatan usus besar yang bersifat kanker dengan margin tambahan untuk memastikan pengangkatan total tanpa ada penyakit yang tersisa. Pembedahan dapat dilakukan baik sebagai lubang kunci (laparoskopi) atau bedah terbuka.

Untuk kanker rektal, mungkin diperlukan pengobatan radioterapi sebelum melanjutkan operasi. Periode radioterapi adalah 5 hari atau 6 minggu, tergantung pada stadium tumor rektum.

Untuk kanker usus besar dan dubur, kemoterapi pasca operasi mungkin diperlukan. Keputusan baru bisa diambil setelah tumor diangkat dan diperiksa oleh dokter spesialis patologi untuk menentukan stadium pastinya.

Untuk kanker kolorektal yang sudah menyebar, pengobatan lini pertama dapat berupa pembedahan atau kemoterapi. Tumor yang menyebabkan nyeri hebat, pendarahan, atau penyumbatan perlu diobati dengan pembedahan dan kemoterapi lanjutan.

Bagaimana operasinya dilakukan?

Pembedahan dapat dilakukan dengan pendekatan Terbuka atau pendekatan Laparoskopi (lubang kunci). Pendekatan Terbuka adalah pendekatan tradisional dan masih sering digunakan pada pasien dengan kanker stadium lanjut lokal, dalam situasi darurat dan pada pasien dengan berbagai masalah medis. Pendekatan Laparoskopi biasanya ditawarkan sebagai pilihan pertama bagi pasien yang sesuai dan saat ini merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan. Pendekatan laparoskopi memungkinkan luka yang jauh lebih kecil, pemulihan pasca operasi lebih cepat, dan nyeri pasca operasi lebih sedikit.

Kedua pendekatan bedah ini memerlukan panjang usus besar untuk dibebaskan dari jaringan di sekitarnya. Segmen usus besar yang mengandung tumor kemudian diangkat bersama dengan kelenjar getah bening terkait dan dikirim untuk pemeriksaan mikroskopis lebih lanjut.

Kedua ujung sisa usus besar kemudian akan disambung (dianastomosis). Metode yang paling umum digunakan saat ini adalah dengan menggunakan staples bedah khusus. Bergabungnya usus besar memungkinkan keluarnya tinja sepanjang jalur biasa menuju anus.

Pada sebagian kecil pasien, pembentukan stoma mungkin diperlukan. Stoma bisa bersifat sementara atau permanen. Stoma sementara biasanya ditutup dalam waktu 6-12 bulan melalui operasi kedua. Stoma permanen diperlukan jika anus tidak dapat dipertahankan atau jika terjadi komplikasi pembedahan.

Bagaimana cara mendeteksi kanker kolorektal sejak dini?

Gejala umum kanker kolorektal meliputi:

  • darah dalam tinja
  • perubahan kebiasaan buang air besar khususnya peningkatan frekuensi buang air besar
  • tinja encer atau encer
  • desakan lebih lanjut untuk buang air besar setelah pergi ke toilet
  • penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • nyeri perut jangka panjang

Bagi individu yang tidak memiliki gejala namun ingin melakukan skrining kanker kolorektal, tes tinja untuk mendeteksi keberadaan darah adalah tes awal yang baik. Jika darah terdeteksi dalam tinja, langkah selanjutnya adalah melakukan kolonoskopi untuk mengevaluasi usus besar secara menyeluruh. Penting untuk dicatat bahwa terdapat angka negatif palsu yang kecil namun signifikan pada tes feses dan banyak orang memilih untuk langsung menjalani kolonoskopi tanpa melakukan tes feses. Pedoman umumnya adalah mempertimbangkan tes tinja atau langsung melakukan pemeriksaan kolonoskopi ketika seseorang mendekati usia 50 tahun.

Whatsapp Pertanyaan
Apa yang bisa kami bantu?

Kami menawarkan rangkaian konsultasi komprehensif untuk semua masalah Bedah Umum dan Perut.

Beri tahu kami bagaimana kami dapat membantu Anda.
Hubungi Kami

Hak Cipta © Praktek Bedah Alpine | Ketentuan & Kondisi