Fisura ani adalah robekan kronis yang tidak dapat disembuhkan pada lapisan saluran anus yang biasanya meluas hingga ke tepi anus. Fisura ani biasanya terletak di dalam saluran anus sehingga tidak dapat diraba dengan jari.
Alpine Surgical Practice berkomitmen untuk melakukan pembedahan yang aman dan andal untuk menangani semua jenis Fisura Ani.
Untuk menjadwalkan konsultasi dengan kami, klik di sini.
Dua gejala yang paling umum adalah nyeri dubur yang parah dan darah segar saat melakukan gerakan.
Rasa sakit dan darah terjadi ketika tinja mengikis dan meregangkan fisura anus selama berjalannya gerakan.
Beberapa pasien mungkin merasakan skin tag kecil (sedikit kulit ekstra) di tepi anus. Ini dikenal sebagai Sentinel Skin Tag dan biasanya terjadi bersamaan dengan fisura anus. Tag kulitnya sendiri tidak empuk. Tag kulit dapat dihilangkan selama operasi fisura anus.
Kebanyakan orang dengan Fisura Anal biasanya melaporkan episode buang air besar yang keras sebelum timbulnya gejala. Ada dugaan bahwa buang air besar yang keras mungkin menyebabkan robekan akut yang kemudian berkembang menjadi fisura ani kronis yang tidak dapat disembuhkan.
Perkembangan fisura ani biasanya terjadi pada sebagian pasien yang rentan, yaitu pasien dengan tonus otot anus istirahat yang tinggi. Namun hal ini bukanlah tindakan sadar atau sukarela dari pihak individu. Akibat tekanan anus saat istirahat yang tinggi, anus akan menjadi terlalu meregang saat melakukan gerakan dan menyebabkan robekan akut. Karena berkurangnya suplai darah akibat tekanan anal istirahat yang tinggi, robekan tersebut tidak dapat disembuhkan dan berakhir sebagai robekan kronis yang tidak dapat disembuhkan.
The treatment can be divided into pharmacological (medication) and surgical options.
Pasien biasanya akan diobati dengan obat-obatan sebagai pilihan pertama. Pembedahan biasanya dilakukan pada pasien yang gagal dalam perawatan medis atau mengalami fisura ani berulang.
Ada dua obat yang umum digunakan untuk mengobati fisura ani. Keduanya memiliki efek pengobatan yang sama, yaitu mengendurkan otot anus saat istirahat sehingga memungkinkan fisura ani memiliki kesempatan untuk sembuh. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan obat-obatan lebih dari 60%, meskipun kekambuhan juga cukup umum terjadi setelah jangka waktu tertentu setelah pengobatan selesai.
Pembedahan dilakukan sebagai pengobatan lini kedua bagi pasien yang gagal atau tidak mampu mentoleransi efek samping obat. Selain itu, pembedahan juga dipertimbangkan untuk fisura ani yang berulang setelah pengobatan selesai. Pilihan pembedahan ini dikenal sebagai Sfingterotomi Lateral, dan melibatkan pemotongan/pemisahan bagian otot sfingter ani sehingga cincin otot terganggu, dan tonus anus saat istirahat menurun. Tag kulit juga bisa dilepas pada saat yang sama. Ada kemungkinan kecil terjadinya kentut/gas dan sesekali keluarnya tinja cair dari anus setelah operasi ini.
Hak Cipta © Praktek Bedah Alpine | Ketentuan & Kondisi