...
Logo

Abses Anus

Abses anus adalah lesi berisi nanah yang muncul di area anus Anda yang dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Abses anus dapat muncul di mana saja pada kulit pantat. Ini bisa terjadi pada bagian pantat yang mengandung daging atau di lipatan natal (area belahan pantat) atau bisa juga dekat dengan anus, yang dikenal sebagai abses perianal. Mencari perhatian medis sesegera mungkin sangat penting dalam pengangkatan dan pengobatan abses ini.

Apa itu Abses Anus?

Abses pilonidal dapat berasal dari kista pilonidal yang berada di lipatan natal.

Abses anus adalah lesi yang meradang, terinfeksi, dan berisi nanah, yang muncul di sekitar anus. Abses dapat tumbuh di area pantat mana saja yang mengalami infeksi.

Jenis-Jenis Abses Anus

Jenis abses anus yang sering muncul di sekitar anus meliputi [1]:

  • Abses Perianal – Abses perianal terletak tepat di bawah lapisan kulit di sekitar anus, dan biasanya disebabkan oleh kelenjar anus yang terinfeksi di dalam saluran anus. Anda mungkin dapat merasakan adanya benjolan lunak di bawah lapisan kulit atau mungkin juga ada nanah yang keluar dari lesi tersebut.
  • Abses Iskiorektal – Abses iskiorektal terletak lebih dalam di jaringan lemak dan fibrosa di area anus. Anda mungkin tidak dapat melihat atau merasakan abses hanya dengan meraba kulit. Abses iskiorektal dapat menyebabkan nyeri yang dalam, dan mungkin disertai gejala sistemik, seperti demam tinggi. Mirip dengan abses perianal, abses iskiorektal biasanya disebabkan oleh kelenjar anus yang terinfeksi, tetapi alih-alih keluar ke lapisan kulit, mereka justru menyebar lebih dalam ke jaringan lemak dubur.
  • Abses Supralevator – Abses supralevator adalah abses anus langka yang ditemukan di ruang supralevator, suatu ruang yang ada tepat di antara dasar panggul dan otot levator ani [2]. Abses langka ini dapat timbul dari penyakit kelenjar anus (anal cryptoglandular), atau dari infeksi perut [3]. Dalam beberapa kasus, abses supralevator berpotensi menyebabkan susah buang air kecil.
  • Abses Intersfingterik – Abses intersfinter terletak di antara otot sfingter anus internal dan eksternal, tanpa menembus jaringan di sekitarnya. Abses dapat disebabkan oleh infeksi pada kelenjar anus, yang menyebar ke ruang intersfingterik [3]. Beberapa orang yang mengalami abses intersfingterik mungkin akan merasa nyeri saat buang air besar.
  • Abses Kulit Superfisial – Abses kulit superfisial adalah abses yang terletak tepat di bawah lapisan kulit, yang tidak terbatas pada area rektum atau anus. Penyebab infeksi ini dapat bervariasi, termasuk luka atau goresan pada kulit, serta kista kulit yang pecah atau terinfeksi.
  • Abses Pilonidal – Abses pilonidal adalah jenis abses spesifik yang terletak di lipatan natal atau anus. Lipatan natal adalah alur di antara anus, di atas tulang ekor. Anda mungkin mengenali area ini sebagai "celah anus". Abses pilonidal memiliki penyebab unik. Biasanya, abses muncul sebagai kista pilonidal di awal, kemudian rambut di antara kulit lipatan natal terperangkap di bawah atau di dalam lapisan kulit. Hal ini membentuk kista pilonidal, yaitu kantung berisi rambut dan sisa kulit yang terperangkap. Kista ini dapat terinfeksi bakteri dan berkembang menjadi abses.
Abses anus dapat terletak di area superfisial (permukaan) dekat anus, atau jauh di dalam jaringan lemak dan otot sfingter.

Apa saja tanda dan gejala dari Abses Anus?

Abses anus dapat menunjukkan gejala yang bervariasi, bergantung pada lokasinya. Gejala umum abses anus meliputi:

  • Benjolan lunak yang terasa nyeri di sekitar anus
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman yang terasa jauh di dalam area anus
  • Benjolan berwarna kemerahan dan pembengkakan yang biasanya terlihat pada abses superfisial, perianal, atau pilonidal
  • Keluarnya nanah atau darah dari lesi kulit atau dari anus
  • Demam
  • Nyeri dan rasa tidak nyaman saat buang air kecil atau buang air besar

Apa saja penyebab Abses Anus?

Abses anus disebabkan oleh infeksi bakteri pada kulit. Ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, sistem imun tubuh bereaksi terhadap infeksi dengan mengirimkan sinyal peradangan ke lokasi infeksi. Akibatnya, sel darah putih berkumpul di area yang terinfeksi untuk membunuh bakteri. Melalui proses ini, nanah yang mengandung sel darah putih hidup dan mati, bakteri, sisa jaringan, dan cairan dari pembuluh darah di dekatnya, akan terbentuk.

Pada abses anus, infeksi dapat disebabkan oleh [1]:

  • Luka akibat operasi perut
  • Penyakit radang
  • Infeksi saluran cerna
  • Pertumbuhan neoplastik (tumor)
  • Cedera usus
  • Pecahnya kista
  • Luka pada kulit, gesekan, atau rambut yang tumbuh ke dalam

Apakah semua jenis Abses Anus memerlukan pengobatan?

Sebagian besar abses anus memerlukan pengobatan — terutama jika menimbulkan rasa nyeri, bertambah besar, atau disertai dengan demam. Pendekatan pengobatan sangat bergantung pada tingkat keparahan kondisinya:

  • Abses kecil dan superfisial — Mungkin dapat mengering dengan sendirinya dan sembuh dengan kompres hangat atau obat antibiotik yang diresepkan.
  • Abses yang lebih besar dan lebih dalam — Mungkin memerlukan sayatan untuk mengeluarkan nanah dan pemasangan tampon luka untuk mempercepat penyembuhan.

Jika dibiarkan tidak diobati, abses dapat memburuk atau bahkan menyebar. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti sepsis atau pembentukan sinus kronis.

Bagaimana pengobatan terhadap Abses Anus?

Terlepas dari jenis abses anus yang muncul, penanganan medis diperlukan sesegera mungkin untuk mengobati dan mengeluarkan nanah dari abses. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa obat antibiotik untuk melawan infeksi bakteri. Drainase (pengeluaran nanah) biasanya dilakukan pada abses yang berukuran besar atau tidak kunjung sembuh. Prosedur drainase sering kali dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

  • Anestesi – Pembedahan dilakukan dengan bius total. Anestesi lokal biasanya tidak cukup untuk dilakukannya pembedahan secara menyeluruh.
  • Sayatan – Dokter bedah akan membuat sayatan pada abses untuk mengeluarkan isinya. Ukuran sayatan tergantung pada ukuran abses.
  • Drainase – Dokter bedah kemudian akan mengeluarkan nanah dari abses. Dalam beberapa kasus, dokter bedah mungkin juga akan mengangkat sebagian jaringan rusak atau mati di sekitarnya dalam proses yang disebut debridement (pembersihan jaringan mati).
  • Pembalut Luka (wound packing) – Dalam beberapa kasus, pembalut luka (perban) mungkin akan dipasang untuk menyerap drainase nanah. Selama proses pemulihan, dokter akan meminta Anda untuk mengganti perban. Luka sayatan seringkali dibiarkan terbuka untuk memungkinkan drainase abses yang sempurna. Menjahit luka hingga tertutup rapat dapat menciptakan kembali rongga abses, yang menyebabkan penumpukan nanah. Luka akan sembuh dari dalam ke luar, yang rata-rata memakan waktu hingga 4 minggu.

Dalam kondisi tertentu, seperti sinus/penyakit pilonidal dan fistula ani, pembedahan dilakukan secara bertahap untuk memastikan pengobatan tuntas terhadap penyebab yang mendasarinya.

Apa yang akan terjadi jika Abses Anus dibiarkan tanpa diobati?

Abses anus adalah kondisi yang perlu diperhatikan secara medis dan tidak boleh diabaikan. Komplikasi terkait abses yang tidak diobati meliputi:

  • Penyebaran infeksi – Infeksi yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan lain di dekatnya, atau bahkan menyebabkan sepsis.
  • Abses berulang – Drainase yang tidak tepat dapat menyebabkan abses berulang. Pasien dengan diabetes atau hiperglikemia juga lebih berisiko mengalami infeksi dan abses berulang.
  • Fistula – Fistula adalah gabungan abnormal antara dua permukaan tubuh, seperti rektum atau anus dan lapisan kulit luar. Fistula dapat terbentuk akibat infeksi berulang. Pembedahan diperlukan untuk mengobati fistula.

Kesimpulan

Infeksi yang menyebabkan abses anus dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri yang serius. Untungnya, kondisi ini dapat diobati. Mencari bantuan medis untuk mengatasi abses anus mungkin terasa memalukan, tetapi ini adalah langkah penting untuk menghilangkan rasa sakit dan potensi komplikasi dari abses ini. Jadwalkan konsultasi dengan dokter kami sekarang juga untuk mendapatkan diagnosis menyeluruh dan rencana perawatan yang dipersonalisasi sesuai kondisi Anda.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apakah abses anus bisa sembuh dengan sendirinya?

Abses kecil mungkin bisa sembuh sendiri. Namun, sebagian besar abses, terutama yang ukurannya lebih besar atau lebih dalam, memerlukan perhatian medis untuk drainase (dikuras) dan pengobatan yang tepat. Terlebih lagi, tidak disarankan untuk mengeluarkan sendiri nanah dari abses.

Kapan saya perlu menemui dokter?

Jika Anda melihat adanya tanda dan gejala abses anus, segeralah mencari bantuan medis untuk mengobati abses sedini mungkin. Penundaan pengobatan dapat menyebabkan kondisi lanjutan yang dapat semakin mempersulit prosedur drainase atau menyebarkan infeksi lebih luas. Kunjungi penyedia layanan kesehatan jika Anda melihat:
- Benjolan lunak yang terasa nyeri di sekitar anus
- Nyeri saat buang air besar
- Nanah atau darah dari tinja, atau nanah yang keluar dari dalam anus
- Demam dan menggigil

Bolehkah saya memencet abses sendiri?

Memencet abses (dan mengeluarkan isinya) sendiri dapat membuat Anda berisiko mengalami komplikasi, seperti penyebaran infeksi ke jaringan dekat, drainase yang tidak sempurna, dan pembentukan luka. Guna mendapatan prosedur drainase abses yang tepat, sangat disarankan untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan.

Berapa lama masa pemulihan pasca pengangkatan abses?

Pemulihan pasca prosedur drainase abses bergantung pada ukuran atau lokasinya abses. Biasanya, Anda bisa memperkirakan luka akan sembuh dalam 2 minggu. Luka perlu sembuh dari dalam ke luar. Oleh karena itu, luka yang lebih dalam dan lebih besar mungkin membutuhkan waktu lebih lama. Selama proses pemulihan berlangsung, penting untuk menjaga area tersebut tetap bersih dan mengikuti instruksi perawatan pasca operasi dari dokter.

Referensi

  1. Thompson DT, Hrabe JE. Intra-abdominal and Anorectal Abscesses. Gastroenterol Clin North Am. 2021 Jun;50(2):475-488. doi: 10.1016/j.gtc.2021.02.014. Epub 2021 Apr 23. PMID: 34024453.
  1. Sanyal S, Khan F, Ramachandra P. Successful management of a recurrent supralevator abscess: a case report. Case Rep Surg. 2012;2012:871639. doi: 10.1155/2012/871639. Epub 2012 May 7. PMID: 22649747; PMCID: PMC3357932.
  1. Tupe CL, Pham TV. Anorectal Complaints in the Emergency Department. Emerg Med Clin North Am. 2016 May;34(2):251-70. doi: 10.1016/j.emc.2015.12.013. Epub 2016 Mar 23. PMID: 27133243.

Whatsapp Pertanyaan
Apa yang bisa kami bantu?

Kami menawarkan rangkaian konsultasi komprehensif untuk semua masalah Bedah Umum dan Perut.

Beri tahu kami bagaimana kami dapat membantu Anda.
Hubungi Kami

Dr Aaron Poh

MBBS (Singapore), MRCS (Edinburgh), FRCS (Edinburgh), Master of Medicine (Surgery)

Perawatan Komprehensif terhadap Kolorektal, dari Pemeriksaan hingga Operasi.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Dr. Aaron Poh.
Dr. Aaron Poh adalah seorang Dokter Spesialis Bedah Kolorektal dan Bedah Umum dengan pengalaman yang luas dalam bidang operasi minimal invasif (operasi lubang kunci). Beliau melakukan berbagai macam prosedur bedah, termasuk gastroskopi, kolonoskopi, dan perawatan endoskopi canggih, seperti pengangkatan polip kompleks dengan EMR dan pemasangan stent usus besar. Keahlian beliau dalam bidang pembedahan mencakup operasi kanker kolorektal, perbaikan hernia, pengangkatan kantung empedu, serta perawatan yang telah terbukti untuk menangani wasir dan kondisi anus lainnya.

Dr Aaron Poh

MBBS (Singapore), MRCS (Edinburgh), FRCS (Edinburgh), Master of Medicine (Surgery)

Hak Cipta © Praktek Bedah Alpine | Ketentuan & Kondisi

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.