...
Logo

Polip Usus Besar dan Rektum

Polip usus besar dan rektum adalah sekumpulan kecil pertumbuhan massa pada lapisan usus besar atau rektum Anda. Ukurannya dapat bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga 1 cm atau lebih besar. Biasanya, polip usus besar dan rektum muncul secara sporadis dan tidak berbahaya. Namun, ukuran polip yang besar dapat menyebabkan penyumbatan, dan dalam kasus langka, dapat berkembang menjadi kanker usus besar [1].

Apa itu Polip Usus Besar dan Rektum?

Polip usus besar dan rektum adalah sekumpulan benjolan massa yang terbentuk di dalam rongga usus besar. Pertumbuhan massa ini umumnya muncul secara sporadis dan dapat bermula dari mukosa (lapisan dinding usus besar). Polip usus besar biasanya dapat diklasifikasikan menjadi [1]:

  • Polip adenomatosa – Polip adenomatosa dapat berupa tubular (>80%), villous (5 - 15%), atau tubulovillous (5 - 15%). Polip adenomatosa dapat berkembang menjadi displasia seiring pertumbuhannya yang lambat. Displasia pada polip merupakan indikator bahwa pertumbuhan tersebut dapat mengganas seiring berjalannya waktu.
  • Serrated polypsSerrated polyps (polip bergerigi) dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai polip sessile dan tradisional. Sessile serrated polyps dapat berubah menjadi ganas jika terdapat displasia. Sementara itu, polip bergerigi tradisional sebenarnya jarang terjadi, tetapi memiliki potensi yang signifikan untuk menjadi tumor ganas.
  • Polip non-neoplastik – Polip non-neoplastik dapat berupa hiperplastik atau juvenil. Polip hiperplastik cukup umum terjadi dan memiliki potensi keganasan yang rendah, sedangkan polip juvenil adalah hamartoma jinak, dan biasanya berkembang pada masa kanak-kanak.

Apa saja gejala dari Polip Usus Besar dan Rektum?

Polip usus besar dan rektum biasanya tidak bergejala. Anda bahkan mungkin tidak sadar memiliki polip usus besar sampai dokter menemukannya selama pemeriksaan, atau ketika Anda mulai mengalami gejala. Polip dengan ukuran yang lebih besar dapat menyebabkan gejala, beberapa di antaranya meliputi:

  • Rasa nyeri
  • Lendir atau mukosa dalam feses
  • Darah dalam feses, yang mungkin tampak sebagai garis merah pada atau membuat warna feses tampak hitam
  • Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit atau diare
  • Anemia, akibat perdarahan dari polip

Beberapa gejala tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti wasir, konsumsi obat-obatan tertentu, atau perubahan pola makan yang memengaruhi kebiasaan buang air besar Anda. Diagnosis terhadap polip usus besar seringkali terlewatkan. Oleh karena itu, orang dengan banyak faktor risiko polip disarankan untuk menjalani pemeriksaan usus secara rutin atau berkala.

Polip usus besar dan rektum biasanya merupakan pertumbuhan massa jinak di sepanjang lapisan dinding usus besar atau rektum.

Apa saja penyebab dari Polip Usus Besar dan Rektum?

Studi melaporkan bahwa mutasi genetik berkontribusi pada perkembangan polip usus besar dan rektum. Sebagai contoh, pada penyakit warisan, seperti familial adenomatous polyposis (FAP), mutasi dari gen penekan tumor adenomatous polyposis coli (APC) berkontribusi pada pembentukan adenoma kolon multipel [2].

Mutasi inaktivasi gen penekan tumor APC ini juga diamati pada kasus pertumbuhan sporadis polip usus besar dan rektum, dengan mutasi genetik lain yang ditemukan, seperti mutasi genetik KRAS dan TP53, pada polip dengan ukuran lebih besar (> 1 cm) [2]. Meskipun tidak semua polip usus besar dan rektum bisa berubah menjadi sel kanker, pembentukan dan perkembangannya perlu menjadi perhatian klinis karena sebagian besar kasus kanker usus besar berasal dari polip ini [1 - 3].

Mengapa Polip Usus Besar dan Rektum perlu diangkat?

Bayangkan jika polip seperti rumput liar di kebun — mereka bisa tumbuh, berubah, dan dalam beberapa kasus, berkembang menjadi kanker. Intinya, mengangkat polip sebelum tumbuh dapat membantu mencegah risiko kanker usus besar. Polip yang lebih berisiko berkembang menjadi sel kanker meliputi:

  • Polip sessile (datar, dengan dasar yang lebar)
  • Adenoma villous

Selain itu, polip juga dapat tumbuh dan menyebabkan penyumbatan pada usus besar. Meskipun cenderung jarang terjadi, polip lain dapat menyebabkan perdarahan, anemia, atau perubahan kebiasaan buang air besar.

Apa saja faktor risiko dari Polip Usus Besar dan Rektum?

Sebagian besar polip usus besar muncul secara sporadis dan tanpa penyebab yang jelas. Namun, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan polip usus besar dan rektum, seperti:

  • Usia – Polip lebih sering dideteksi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Pola makan – Pola makan tinggi lemak serta rendah serat memiliki kaitan dengan perkembangan polip usus besar dan rektum.
  • Obesitas – Kelebihan berat badan, diabetes, dan kurangnya aktivitas fisik memiliki kaitan dengan pertumbuhan polip usus besar dan rektum.
  • Konsumsi tembakau dan alkohol – Konsumsi tembakau dan alkohol secara berlebihan juga telah dikaitkan dengan pertumbuhan polip usus besar.
  • Riwayat keluarga/genetik – Kondisi turunan tertentu, seperti sindrom Lynch, familial adenomatous polyposis (FAP), sindrom Gardner, sindrom poliposis juvenil, serta MUTYH-associated polyposis (MAP), juga bisa meningkatkan risiko polip usus besar dan rektum.

Faktor risiko tertentu, seperti usia dan genetik, tidak dapat diubah. Namun, risiko polip usus besar dan rektum dapat dikurangi dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup Anda. Selain itu, cek usus rutin untuk mereka yang berusia 50 tahun ke atas sangat dianjurkan guna mendeteksi dan memeriksa polip.

Bagaimana diagnosis terhadap Polip Usus Besar dan Rektum?

Polip usus besar dan rektum mungkin tidak selalu menunjukkan gejala, karenanya Anda mungkin tidak sadar memiliki polip usus besar atau rektum sampai nanti. Polip usus besar biasanya terdeteksi melalui pemeriksaan seperti kolonoskopi. Dokter Anda mungkin juga melakukan tes lain untuk mendiagnosis polip usus besar dan rektum.

  • Kolonoskopi – Prosedur kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan pipa kecil berkamera dan lampu di ujungnya ke dalam usus besar untuk melihat kondisi di sana. Prosedur ini biasanya merupakan cara dokter mendeteksi dan mendiagnosis polip. Dokter mungkin juga akan mengambil beberapa sampel polip untuk pemeriksaan lanjutan di laboratorium dan untuk menentukan potensi keganasan dari pertumbuhan massa tersebut.
  • Tes darah – Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mencari tanda-tanda anemia akibat perdarahan kronis yang disebabkan oleh polip. Anda mungkin juga akan diminta untuk melakukan tes genetik guna melihat variasi genetik yang dapat berkontribusi pada pembentukan polip.
  • Tes feses – Sampel feses dapat sangat berharga dalam diagnosis polip usus besar dan rektum. Tes darah samar feses biasanya dilakukan untuk mencari jejak darah dalam tinja, yang dapat disebabkan oleh perdarahan polip. Tes laboratorium lanjutan juga dapat dilakukan untuk melakukan tes DNA yang ditemukan dalam tinja Anda untuk mencari penanda kanker atau mutasi genetik.

Seperti yang disebutkan, pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi polip sejak dini dapat membantu dalam memantau pertumbuhan polip dan mengangkatnya jika berisiko menjadi ganas. Secara umum, sangat dianjurkan bagi orang berusia 50 tahun ke atas untuk melakukan pemeriksaan dan skrining usus secara rutin.

Berapakah usia terbaik untuk menjalani kolonoskopi?

Dengan meningkatnya jumlah orang dewasa muda yang menderita kanker usus besar, usia ideal untuk memulai skrining bagi mereka dengan risiko rata-rata adalah 45 tahun. Orang dengan risiko tinggi yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker dianjurkan untuk melakukan skrining lebih awal.

Kategori RisikoUsia RekomendasiRekomendasi Frekuensi 
Risiko rata-rata45 tahunSetiap 5 tahun
High-risk40 tahun Setiap 3-5 tahun 
Individu bergejalaSecepatnya, tanpa melihat usiaSelama dibutuhkan
Penderita penyakit radang usus (IBDMulai sejak diagnosisSetiap 1-3 tahun

Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa dan sangat menurunkan peluang Anda terkena kanker usus besar dengan menghilangkan polip prakanker sejak awal.

Bagaimana pengobatan terhadap Polip Usus Besar dan Rektum?

Pengobatan polip usus besar dan rektum biasanya dilakukan dengan mengangkat pertumbuhan massa setelah ia terdeteksi. Beberapa metode pengangkatan polip meliputi [1, 3]:

  • Polipektomi – Polipektomi mengacu pada pengangkatan polip. Prosedur ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
  • Endoscopic forceps polypectomy – Polipektomi forsep melibatkan penggunaan forsep (alat penjepit) untuk mengangkat atau mengambil sampel polip (biopsi). Teknik ini juga bisa dilakukan secara ‘panas’ atau ‘dingin’, di mana polipektomi forsep panas mengacu pada penggunaan elektrokauter untuk membatasi risiko perdarahan [4].
  • Endoscopic snare polypectomy – Polipektomi senar dilakukan dengan memakai kawat melingkar untuk menjerat polip dan mengangkatnya. Mirip dengan penggunaan forsep, polipektomi senar juga bisa ‘panas’ atau ‘dingin’ [4].
  • Endoscopic submucosal dissection – Diseksi submukosa biasanya dilakukan pada polip sessile atau polip besar yang tidak dapat diangkat dengan forsep atau polipektomi senar. Prosedur ini secara teknis cukup menantang dan rumit, tetapi bisa menjadi pilihan bagi pasien yang ingin menghindari prosedur bedah yang lebih invasif.
  • Kolektomi – Kolektomi mengacu pada pengangkatan usus besar, dan bisa berupa kolektomi parsial atau total. Biasanya, kolektomi dilakukan untuk pasien penderita FAP atau MAP sebagai tindakan pencegahan [1]. Setelah pengangkatan usus besar, dokter dapat menyambungkan ileum (bagian usus kecil) ke rektum melalui prosedur yang disebut anastomosis ileorektal.
  • Proktokolektomi – Proktokolektomi mengacu pada pengangkatan usus besar dan rektum. Prosedur ini juga diikuti dengan ileal pouch anal anastomosis, yang melibatkan pembuatan kantong baru dari sebagian usus kecil untuk menggantikan rektum. Kantong tersebut kemudian disambungkan ke sfingter anus. Prosedur ini memungkinkan pasien untuk buang air besar secara normal. Proktokolektomi juga diperuntukkan bagi pasien dengan risiko tinggi mengembangkan kanker usus besar, seperti pasien dengan FAP [5].

Kesimpulan

Polip usus besar mungkin tidak tampak seperti penyebab rasa kekhawatiran yang jelas. Namun, risiko polip berkembang menjadi pertumbuhan ganas tidak boleh diabaikan. Idealnya, deteksi dan pengangkatan dini dapat mencegah atau meminimalisir risiko keganasan atau kanker. Oleh karena itu, orang dengan risiko tinggi, seperti lansia, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau berkala.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai polip usus besar dan rektum, serta risiko kanker usus besar, hubungi kami untuk menjadwalkan sesi konsultasi dengan dokter kami.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apakah polip usus besar dan rektum bisa hilang dengan sendirinya?

Polip usus besar dan rektum tidak dapat hilang dengan sendirinya. Polip dapat diangkat dengan relatif mudah jika terdeteksi sejak dini.

Kapan saya harus mengunjungi dokter terkait polip?

Anda mungkin perlu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang mungkin mengindikasikan adanya polip, seperti darah dalam tinja. Namun, tidak semua polip akan bergejala, yang membuat deteksinya menjadi sulit. Skrining rutin direkomendasikan jika Anda berusia di atas 45 tahun atau memiliki faktor risiko lainnya.

Seberapa umumkah kejadian kanker usus besar?

Kanker usus besar adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria Singapura dan kedua paling umum pada wanita Singapura setelah kanker payudara. Selain itu, kanker usus besar berada di nomor tiga jenis kanker paling umum di seluruh dunia pada tahun 2022. Meskipun tidak semua polip usus besar dan rektum berubah menjadi kanker, sebagian besar kasus kanker usus besar berawal dari polip. Inilah mengapa skrining dan deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa Anda.

Kapan Anda harus mulai khawatir terhadap polip usus besar?

Dalam beberapa kasus, sulit untuk mengetahui apakah Anda memiliki polip usus besar, atau tidak. Itulah mengapa skrining rutin direkomendasikan. Jika Anda mengalami tanda atau gejala terkait polip usus besar dan rektum, sangat disarankan untuk mengunjungi dokter. Ingatlah bahwa setiap polip usus besar memiliki risiko menjadi kanker.

Bisakah dokter mengetahui apakah polip bersifat kanker selama kolonoskopi?

Kolonoskopi saja tidak cukup untuk mengonfirmasi diagnosis kanker. Kolonoskopi memungkinkan dokter memperoleh sampel jaringan yang diperlukan untuk tes biopsi guna memastikan apakah polip tersebut bersifat kanker.

Apakah pengangkatan polip merupakan operasi besar?

Pengangkatan polip adalah operasi minimal invasif dan sering dilakukan selama prosedur kolonoskopi. Oleh karena itu, tidak ada sayatan bedah yang dibuat dan tidak akan ada rasa sakit selama dan setelah prosedur. Namun, jenis operasi lain, seperti kolektomi dan proktokolektomi, adalah prosedur operasi besar untuk kasus yang lebih parah atau ketika diagnosis kanker sudah ditegakkan.

Apakah polip usus besar bisa tumbuh kembali setelah diangkat?

Ya, polip usus besar dan rektum baru dapat berkembang, baik sebagai kondisi kambuhan maupun pertumbuhan baru. Dianjurkan untuk menjalani skrining lanjutan setidaknya setiap satu tahun sekali dengan dokter [6].

Referensi

  1. Meseeha M, Attia M. Colon Polyps. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430761/
  2. Sullivan BA, Noujaim M, Roper J. Cause, Epidemiology, and Histology of Polyps and Pathways to Colorectal Cancer. Gastrointest Endosc Clin N Am. 2022 Apr;32(2):177-194. doi: 10.1016/j.giec.2021.12.001. Epub 2022 Feb 22. PMID: 35361330; PMCID: PMC9924026.
  3. Shussman N, Wexner SD. Colorectal polyps and polyposis syndromes. Gastroenterol Rep (Oxf). 2014 Feb;2(1):1-15. doi: 10.1093/gastro/got041. Epub 2014 Jan 23. PMID: 24760231; PMCID: PMC3920990.
  4. Chandrasekhara V, Kumta NA, Abu Dayyeh BK, Bhutani MS, Jirapinyo P, Krishnan K, Maple JT, Melson J, Pannala R, Parsi MA, Sethi A, Trikudanathan G, Trindade AJ, Lichtenstein DR. Endoscopic polypectomy devices. VideoGIE. 2021 Apr 2;6(7):283-293. doi: 10.1016/j.vgie.2021.02.006. PMID: 34278088; PMCID: PMC8267590.
  5. Ng KS, Gonsalves SJ, Sagar PM. Ileal-anal pouches: A review of its history, indications, and complications. World J Gastroenterol. 2019 Aug 21;25(31):4320-4342. doi: 10.3748/wjg.v25.i31.4320. PMID: 31496616; PMCID: PMC6710180.
  6. Wang QP, He XX, Xu T, Ji W, Qian JM, Li JN. Polyp recurrence after colonoscopic polypectomy. Chin Med J (Engl). 2020 Sep 5;133(17):2114-2115. doi: 10.1097/CM9.0000000000000990. PMID: 32804729; PMCID: PMC7478769.

Whatsapp Pertanyaan
Apa yang bisa kami bantu?

Kami menawarkan rangkaian konsultasi komprehensif untuk semua masalah Bedah Umum dan Perut.

Beri tahu kami bagaimana kami dapat membantu Anda.
Hubungi Kami

Hak Cipta © Praktek Bedah Alpine | Ketentuan & Kondisi

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.